Beranda | Artikel
Mengajarkan Adab Tidur kepada Anak
5 hari lalu

Bersama Pemateri :
Ustadz Abdullah Zaen

Mengajarkan Adab Tidur kepada Anak ini merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Fiqih Pendidikan Anak yang disampaikan oleh Ustadz Abdullah Zaen, M.A. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Senin, 30 Al-Muharram 1446 H / 5 Agustus 2024 M.

Kajian Tentang Mengajarkan Adab Tidur kepada Anak

Aturan dalam Islam berbeda dengan aturan lainnya. Aturan dalam Islam tidak ada yang abal-abal atau mengada-ada, tetapi merupakan aturan dengan kualitas terbaik. Mengapa kualitasnya terbaik? Karena yang membuat aturan tersebut adalah Dzat yang Maha Baik, yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jangan pernah membandingkan antara aturan buatan manusia dengan aturan yang diturunkan oleh Allah, karena manusia memiliki banyak kekurangan.

Kualitas Aturan Allah dan Kebaikannya

Jika manusia membuat aturan, aturan tersebut pasti memiliki kekurangan karena manusia sendiri banyak kekurangannya. Saya ingin bertanya kepada Anda, apakah Allah Subhanahu wa Ta’ala memiliki kekurangan? Tidak ada. Jadi, aturan yang diturunkan oleh Allah pasti tidak memiliki kekurangan dan kualitasnya pasti nomor satu. Aturan Allah ini, karena kualitasnya terbaik, akan mendatangkan kebaikan di dunia dan di akhirat.

Termasuk aturan-aturan dalam Islam adalah tentang tidur. Ya, tidur juga diatur. Mengapa? Karena tidur adalah aktivitas harian yang selalu kita lakukan. Pernahkah Anda melewati hari tanpa tidur? Setiap hari kita tidur. Bahkan, dalam sehari kita bisa menggunakan beberapa jam untuk tidur. Dari 24 jam sehari, kita bisa menggunakan delapan jam untuk tidur. Berarti sepertiga waktu kita digunakan untuk tidur. Kalau sepertiga umur kita digunakan untuk tidur, tidak mungkin hal itu tidak diatur dalam Islam.

Jika Anda berusia 60 tahun, berarti Anda tidur selama 20 tahun. Maka, sangat logis jika Islam memberikan aturan tentang tidur. Aturan tentang waktunya, caranya, dan bahkan tempatnya.

Aturan Tidur dalam Islam

Banyak aturan dalam agama Islam terkait dengan masalah tidur. Pertama, misalnya waktunya. Tidak boleh tidur di waktu yang bukan untuk tidur.

Saya akan memberikan tiga contoh adab tidur yang perlu diajarkan kepada anak-anak kita. Mengapa anak-anak sejak kecil harus diajari adab tidur? Supaya anak terbiasa dengan kebaikan sejak dini. Jika sejak dini sudah terbiasa dengan kebaikan, insyaAllah kebaikan itu akan terbawa sampai tua dan sampai mati.

Waktu tidur

Terkait dengan waktu tidur, yaitu menyegerakan tidur setelah Isya. Islam tidak menganjurkan begadang, apalagi begadang untuk menonton TV. Islam menganjurkan untuk segera tidur setelah Isya, bukan sebelum Isya. Seperti yang dipraktikkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, sebagaimana yang dituturkan oleh seorang sahabat Nabi yang dikenal dengan julukan Abu Barzah:

لَا يُحِبُّ النَّوْمَ قَبْلَهَا وَالْحَدِيثَ بَعْدَهَا

“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak suka tidur sebelum Isya dan tidak suka ngobrol sesudah Isya.” (HR. Bukhari)

Pertanyaannya, mengapa Rasulullah tidak suka tidur sebelum Isya? Karena khawatir kebablasan dan akhirnya tidak shalat Isya. Waktu antara Maghrib dan Isya cukup pendek, berbeda dengan waktu antara Dzuhur dan Ashar yang lebih panjang, sekitar tiga jam. Jika tidur setelah Dzuhur, insya Allah masih bisa bangun untuk Ashar.

Cara Tidur yang Diajarkan dalam Islam

Aturan dalam agama Islam tidak hanya mengatur ibadah, tetapi juga berbagai aspek kehidupan, termasuk cara tidur. Contohnya adalah pengalaman dari Tikhfah bin Qais Al-Ghifari Radhiyallahu ‘Anhu. Beliau pernah tidur sambil tertelungkup di masjid karena tidak memiliki rumah. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melewati beliau dan menggerakkan tubuhnya sambil bersabda:

إِنَّ هَذِهِ ضِجْعَةٌ يُبْغِضُهَا اللَّهُ

“Ini adalah cara tidur yang dimurkai oleh Allah.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)

Berarti, tidur tertelungkup tidak diperbolehkan karena dimurkai oleh Allah. Tikfah pun menoleh dan menyadari bahwa yang menegurnya adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam setelah mendengar suaranya.

Pakar kesehatan menemukan bahwa tidur secara tertelungkup membahayakan kesehatan. Organ-organ dalam perut akan tertindih oleh tulang, daging, kulit, dan lemak, sehingga tidak berfungsi maksimal. Cara tidur terbaik adalah menghadap ke kanan, yang berarti lambung kanan kita yang menempel ke kasur. Penelitian menunjukkan bahwa tidur miring ke kanan adalah yang paling aman untuk organ dalam, sehingga lebih sehat daripada tidur miring ke kiri atau tertelungkup.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga menganjurkan tidur miring ke kanan. Beliau bersabda:

 إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وَضُوءَكَ لِلصَّلَاةِ ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الْأَيْمَنِ

“Jika kamu mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhulah sebagaimana wudhu untuk shalat, kemudian berbaringlah di sisi kananmu.” (HR. Bukhari)

Kebiasaan dan Manfaat Tidur Menghadap Ke Kanan

Beberapa orang mungkin merasa tidak nyaman atau sulit tidur ketika miring ke kanan karena belum terbiasa. Namun, dengan pembiasaan, tidur miring ke kanan akan terasa nyaman. Tidur dengan posisi ini juga membuat kita lebih mudah bangun, yang sangat bermanfaat agar tidak terlalu lelap, seperti saat mendengar azan atau ketika ada keadaan darurat seperti gempa.

Ada cerita tentang seorang santri yang tidur sangat lelap sehingga tidak terbangun ketika terjadi gempa. Ketika pagi diberitahu tentang gempa tadi malam, dia baru menyadarinya. Ini menunjukkan pentingnya tidur dengan posisi yang memungkinkan kita mudah bangun, sehingga lebih siap menghadapi keadaan darurat.

Tidur miring ke kanan juga memudahkan kita untuk bangun ketika ada suara mencurigakan, seperti saat ada maling. Jadi, selain mengikuti anjuran Rasulullah, tidur menghadap ke kanan juga bermanfaat untuk kesehatan dan keamanan kita.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54346-mengajarkan-adab-tidur-kepada-anak/